Seiring dengan berkembangnya era kendaraan listrik dan meningkatnya penggunaan mobil listrik di Indonesia, kebutuhan akan infrasruktur pengisian daya (charging station) juga semakin meningkat. Namun, ada satu aspek penting yang masih sering dianggap sepele oleh kebanyakan orang dalam instalasi pengisian daya, yaitu grounding Sistem. Padahal, grounding memiliki peran vital dalam menjaga keamanan, stabilitas, dan efisiensi pengisian daya tanpa sistem grounding yang baik, risiko kerusakan perangkat hingga bahaya keselamatan bisa mengintai pengguna.
Apa itu Grounding pada Charger Mobil Listrik?
Grounding adalah sistem proteksi yang menghubungkan instalasi listrik ke tanah melalui kabel konduktor yang terhubung copper rod yang tertanam di tanah. Fungsinya adalah sebagai jalur pembuangan arus listrik berlebih akibat korsleting, kebocoran arus, atau sambaran petir. Dalam sistem charger EV (Electric Vehicle), grounding menjadi standar keamanan yang wajib diterapkan.
Menurut produsen mobil listrik Wuling grounding padan mobil listrik, sistem grounding menjadi bagian komponen krusial saat sedang melakukan pengisian daya, baik mengunakan tipe charger mobil listrik AC maupun DC. Ketika proses charging berlangsung, aliran listrik bertegangan tinggi mengalir dari sumber listrik ke baterai kendaraan. Jika terjadi kebocoran arus atau lonjakan tegangan tak terduga, sistem grounding akan menaylurukannya ke tanah sehingga tidak membahayakan penguna maupun merusak komponen mobil.
Mengapa Grounding Sangat Penting pada Charger Mobil Listrik?
Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa grounding adalah sistem pentanahan yang menghubungkan instalasi listrik ke tanah menggunakan kabel konduktor berbahan tembaga. Pada charger mobil listrik, sama dengan fungsi grounding listrik pada umumnya yaitu berfungsi sebagai jalur pembuangan arus berlebih akibat:
- Keselamatan Pengguna
Grounding mencegah terjadinya sengatan listrik saat pengguna menyentuh charger. - Perlindungan Perangkat
Charger, kabel, dan mobil listrik lebih aman dari lonjakan tegangan. - Stabilitas Listrik
Arus listrik menjadi lebih stabil sehingga proses charging lebih efisien. - Kepatuhan Standar
Grounding adalah syarat wajib dalam standar IEC, PUIL, SNI untuk instalasi listrik berdaya besar.
Tanpa grounding baik, arus berlebih tersebut bisa mengenai charger EV, baterai mobil listrik, bahkan pengguna.
Standar Grounding Charger Mobil Listrik di Indonesia
- Tahanan Pentanahan (Earth Resistance): ≤ 5 Ohm
- Material: Tembaga murni atau campuran berkualitas tinggi
- Kedalaman Grounding Rod: disesuaikan kultur/ kondisi tanah
- Sistem Proteksi Tambahan: Sangat disarankan untuk dilengkapi proteksi tambahan dengan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker).
Tips Memasang Grounding Charger Mobil Listrik
- Gunakan kabel grounding tembaga dengan ukuran sesuai daya charger.
- Pastikan hasil uji earth tester menunjukkan resistansi ≤ 5 Ohm.
- Disarankan Pasang ELCB untuk perlindungan tambahan.
- Lakukan pengukuran resistansi secara berkala mengunakan alat earth tester minimal 1 kali setahun untuk memastikan nilai tahanan masih baik dibawah 5 ohm sesuai standar PUIL.
- Gunakan jasa teknisi profesional yang berpengalaman di bidangnya agar instalasi aman dan sesuai aturan.
Tips Memasang Grounding Charger EV
- Gunakan material tembaga berkualitas tinggi.
- Pastikan tahanan pentanahan (earth resistance) di bawah 5 Ohm sesuai standar PUIL.
- Lakukan pengukuran berkala dengan.
- Gunakan jasa teknisi berpengalaman agar instalasi aman dan sesuai aturan.
Kesimpulan
Grounding untuk charger mobil listrik bukan sekadar pelengkap, melainkan komponen utama yang menjamin keamanan pengguna dan umur panjang perangkat. Bagi pemilik mobil listrik maupun penyedia charging station, memastikan sistem grounding yang benar adalah investasi penting untuk kenyamanan dan keselamatan.
Grounding adalah kunci utama keselamatan dan keandalan charger mobil listrik. Tanpa sistem grounding yang baik, risiko kerusakan perangkat hingga sengatan listrik bisa meningkat.
Baik untuk home charger maupun charging station publik, pastikan grounding dipasang sesuai standar SNI, PLN, PUIL dan IEC.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Grounding Charger Mobil Listrik
1. Apakah semua charger mobil listrik wajib menggunakan grounding?
Ya. Semua charger, baik AC home charger maupun DC fast charger, wajib memiliki sistem grounding untuk melindungi pengguna dari kebocoran arus listrik.
2. Berapa standar tahanan grounding untuk charger mobil listrik?
Berdasarkan standar internasional (IEC) dan PUIL, nilai tahanan pentanahan idealnya ≤ 5 Ohm.
3. Apa akibatnya jika charger mobil listrik tidak dipasang grounding?
Tanpa grounding, risiko korsleting, kebakaran, dan sengatan listrik sangat tinggi. Selain itu, charger tidak berfungsi (Tipe terntu) dan baterai mobil listrik bisa cepat rusak.
4. Apakah grounding bisa dipasang di rumah untuk charger mobil listrik pribadi?
Bisa. Untuk pemasangan home charger, dengan kedalaman tertentu disesuaikan dengan kultur tanah (Bebatuan, tanah liat, tanah merah, tanah berpasir, tanah gambut dll) agar arus terbuang ke tanah dengan baik.
5. Berapa biaya pemasangan grounding untuk charger EV?
Biayanya tergantung jenis grounding, material (tembaga/chemical), serta kondisi tanah di lokasi. Untuk rumah biasanya mulai dari 2 jutaan rupiah, sedangkan untuk charging station publik bisa lebih tinggi.
Call to Action (CTA)
Jika Anda membutuhkan jasa pemasangan grounding profesional untuk charger mobil listrik, jangan ragu untuk menghubungi kami Jakarta Grounding Lightning agar instalasi lebih aman, sesuai standar, dan tahan lama.
Ingin pasang grounding untuk charger mobil listrik yang aman dan sesuai standar?
👉 Kami siap membantu pemasangan grounding dengan:
✅ Material berkualitas (tembaga & chemical earthing)
✅ Pengukuran earth resistance profesional
✅ Garansi instalasi sesuai standar PLN, PUIL & SNI
📞 Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis untuk mendapatkan penawaran terbaik!